Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hadapi Virus Corona, Inggris Butuh 6 Bulan Untuk Normal Lagi

image-gnews
Perawat, staf, dan sukarelawan berpose di luar Rumah Sakit Guy dan St Thomas dengan makanan yang dikirim oleh sukarelawan ketika penyebaran penyakit virus Corona (COVID-19) berlanjut, di London, Inggris, 23 Maret 2020. [REUTERS / Dylan Martinez]
Perawat, staf, dan sukarelawan berpose di luar Rumah Sakit Guy dan St Thomas dengan makanan yang dikirim oleh sukarelawan ketika penyebaran penyakit virus Corona (COVID-19) berlanjut, di London, Inggris, 23 Maret 2020. [REUTERS / Dylan Martinez]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Inggris tidak akan kembali normal dari pandemi virus Corona (COVID-19) dengan cepat. Menurut Deputi Kepala Tenaga Medis Inggris, Dr. Jenny Harries, setidaknya butuh enam bulan bagi Inggris untuk mencapainya.

"Bukan berarti saya mengatakan Inggris akan menjalani lockdown selama enam bulan," ujar Harries sebagaimana dikutip dari BBC, Senin, 30 Maret 2020.

Inggris adalah satu negara paling terdampak virus Corona di Eropa. Per berita ini ditulis, sudah ada 19.763 kasus dan 1.231 korban meninggal di sana. Dari 19 ribu kasus tersebut, sebagian di antaranya adalah pejabat negara Inggris mulai dari Perdana Menteri Boris Johnson, Menteri Kesehatan Matt Hancock, hingga Pangeran Charles dari Kerajaan Inggris.

Untuk menekan pandemi virus Corona, pemerintah Inggris menerapkan lockdown. Warga dilarang berpergian, kecuali untuk hal-hal penting seperti berbelanja atau berobat. Selain itu, bisnis atau usaha non esensial diminta untuk tutup dahulu dan para pegawainya diharuskan bekerja dari rumah.

Harries menjelaskan, estimasi enam bulan yang ia pasang mengacu pada berbagai faktor. Hal itu mulai dari keefektifan lockdown, penanganan pasca lockdown, penyebaran virus, hingga pembukaan fasilitas publik serta usaha secara bertahap.

Menurutnya, tidak ideal langsung membuka seluruh fasilitas publik dan usaha ketika pandemi virus Corona (COVID-19) dianggap mereda. Sebab, hal itu malah bisa memicu gelombang kedua pandemi virus Corona. Itulah kenapa, kata Harries, dirinya berkeyakinan kehidupan di Inggris baru akan normal dalam enam bulan. Terlalu banyak hal harus dipertimbangkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Terlalu bahaya langsung memulai semuanya kembali sekaligus. Itu akan membuat pembatasan yang dilakukan selama ini sia-sia. Jadi, secara bertahap, mungkin dalam waktu enam bulan, kita akan evaluasi situasi dan kondisi untuk melihat apa yang bisa dilakukan," ujar Harries. Harries menambahkan, evaluasi pertama lockdown di Inggris akan dilakukan dua pekan lagi.

"Tegan pekan sekali ada evaluasi. Mungkin dalam 2-3 bulan kita sudah bisa melihat apakah strategi pembatasan sosial yang dilakukan berhasil. Ada banyak ketidakpastian soalnya," ujar Harries.

Ditanyai apakah estimasi yang ia pasang bisa bertambah, Harries menjawab, "itu hal yang mungkin".

ISTMAN MP | BBC

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

20 jam lalu

Ilustrasi Hacker atau Peretas. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya


Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?


Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia


Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Pada acara vaksinasi booster ini tersedia dosis vaksin Astra Zeneca, Sinovac, dan Pfizer di Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat 17 Juni 2022. Adanya virus omicron subvarian baru yaitu BA.4 dan BA.5 yang berpotensi membuat lonjakan kasus Covid-19. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.


Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Mesin robot ekstraksi vaksin Covid-19 bernama AutoVacc, yang dirancang oleh Pusat Penelitian Teknik Biomedis Universitas Chulalongkorn untuk mengekstrak dosis ekstra dari botol vaksin AstraZeneca, terlihat di Bangkok, Thailand 23 Agustus 2021. Gambar diambil 23 Agustus 2021. REUTERS/Juarawee Kittisilpa
Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.


Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?


Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

3 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP


Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

3 hari lalu

Pengunjuk rasa mahasiswa berkemah di dekat pintu masuk Hamilton Hall di kampus Universitas Columbia, di New York, AS, 30 April 2024. Mary Altaffer/Pool via REUTERS
Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.


Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

3 hari lalu

Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto dalam World Economic Forum (WEF) Special Meeting di King Abdul Aziz Conference Center, Riyadh, Arab Saudi pada Ahad, 28 April 2024. Dok. Humas Kemenko Perekonomian.
Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.


Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

3 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius